BUDAYA LOKAL MERUPAKAN BUDAYA DAERAH DARI SUATU WILAYAH
Definisi Budaya Lokal
Definisi
budaya lokal yang pertama di ambil adalah berdasarkan visualisasi kebudayaan
ditinjau dari sudut stuktur dan tingkatannya. Berikut adalah penjelasannya :
1.
Superculture, adalah
kebudayaan yang berlaku bagi seluruh masyarakat. Contoh: kebudayaan nasional;
2.
Culture, lebih
khusus, misalnya berdasarkan golongan etnik, profesi, wilayah atau daerah.
Contoh : Budaya Sunda;
3.
Subculture, merupakan
kebudyaan khusus dalam sebuah culture, namun kebudyaan ini tidaklah
bertentangan dengan kebudayaan induknya. Contoh : budaya gotong royong
4.
Counter-culture,
tingkatannya sama dengan sub-culture yaitu merupakan bagian turunan dari
culture, namun counter-culture ini bertentangan dengan kebudayaan
induknya. Contoh : budaya individualisme
Dilihat dari stuktur dan tingkatannya budaya lokal berada
pada tingat culture. Hal ini berdasarkan sebuah skema sosial budaya yang
ada di Indonesia dimana terdiri dari masyarakat yang bersifat manajemuk dalam
stuktur sosial, budaya (multikultural) maupun ekonomi.
Menurut Judistira (2008:141), kebudayaan lokal adalah
melengkapi kebudayaan regional, dan kebudayaan regional adalah bagian-bagian
yang hakiki dalam bentukan kebudayaan nasional.
Keanekaragaman budaya daerah tersebut
merupakan potensi sosial yang dapat membentuk karakter dan citra budaya
tersendiri pada masing-masing daerah, serta merupakan bagian penting bagi
pembentukan citra dan identitas budaya suatu daerah. Di samping itu,
keanekaragaman merupakan kekayaan intelektual dan kultural sebagai bagian dari
warisan budaya yang perlu dilestarikan. Seiring dengan peningkatan teknologi
dan transformasi budaya ke arah kehidupan modern serta pengaruh globalisasi,
warisan budaya dan nilai-nilai tradisional masyarakat adat tersebut menghadapi
tantangan terhadap eksistensinya. Hal ini perlu dicermati karena warisan budaya
dan nilai-nilai tradisional tersebut mengandung banyak kearifan lokal yang
masih sangat relevan dengan kondisi saat ini, dan seharusnya dilestarikan,
diadaptasi atau bahkan dikembangkan lebih jauh.
Pengertian
Budaya Daerah / Budaya Lokal
Pengertian
Budaya Daerah
Budaya Daerah adalah suatu kebiasaan dalam wilayah
atau daerah tertentu yang diwariskan secara turun temurun oleh generasi
terdahulu pada generasi berikutnya pada ruang lingkup daerah tersebut. Budaya
daerah ini muncul saat penduduk suatu daerah telah memiliki pola pikir dan
kehidupan sosial yang sama sehingga itu menjadi suatu kebiasaan yang membedakan
mereka dengan penduduk – penduduk yang lain. Budaya daerah sendiri mulai
terlihat berkembang di Indonesia pada zaman kerajaan – kerajaan terdahulu. Itu
dapat dilihat dari cara hidup dan interaksi sosial yang dilakukan masing-masing
masyarakat kerajaan di Indonesia yang berbeda satu sama lain. Dari
bermacam=macam budaya daerah tersebut maka munculah sesuatu yang disebut Budaya
Nasional
Pengertian Budaya LokalBudaya lokal adalah nilai – nilai lokal hasil budi daya masyarakat suatu daerah yang terbantuk secara alami dan diperoleh melalui proses belajar dari waktu – kwaktu. Budaya lokal tersebut bisa berupa hasil seni, tradisi, pola pikir, atau hukum adat.
Cara
Menjaga Kelestarian Budaya Lokal / Daerah
Dalam menjaga dan melestarikan budaya lokal yang ada dalam masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara. Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh seorang anggota masyarakat khususnya kita sebagai generasi muda dalam mendukung kelestarian budaya dan ikut menjaga budaya lokal diantaranya adalah :
1. Mau mempelajari budaya tersebut, baik hanya sekedar mengenal atau bisa juga dengan ikut mempraktikkannya dalam kehidupan kita.
2. Ikut berpartisipasi apabila ada kegiatan dalam rangka pelestarian kebudayaan, misalnya :
a. Mengikuti kompetisi tentang kebudayaan, misalnya tari tradisi atau teater daerah.
b. Ikut berpartisipasi dengan mementaskan budaya tradisonal pada acara ataupun kegiatan tertentu, seperti pada saat perayaan hari ulang tahun kemerdekaan bangsa, mengadakan pementasan ketoprak yang berbau perjuangan, dan lain-lain.
3. Mengajarkan kebudayaan itu pada generasi penerus sehingga kebudayaan itu tidak musnah dan tetap dapat bertahan.
4. Mencintai budaya sendiri tanpa merendahkan dan melecehkan budaya orang lain.
5. Mempraktikkan penggunaan budaya itu dalam kehidupan sehari-hari, misalnya budaya berbahasa.
6. Menghilangkan perasaan gengsi ataupun malu dengan kebudayaan yang kita miliki.
7. Menghindari sikap primordialisme dan etnosentrisme
Dalam menjaga dan melestarikan budaya lokal yang ada dalam masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara. Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh seorang anggota masyarakat khususnya kita sebagai generasi muda dalam mendukung kelestarian budaya dan ikut menjaga budaya lokal diantaranya adalah :
1. Mau mempelajari budaya tersebut, baik hanya sekedar mengenal atau bisa juga dengan ikut mempraktikkannya dalam kehidupan kita.
2. Ikut berpartisipasi apabila ada kegiatan dalam rangka pelestarian kebudayaan, misalnya :
a. Mengikuti kompetisi tentang kebudayaan, misalnya tari tradisi atau teater daerah.
b. Ikut berpartisipasi dengan mementaskan budaya tradisonal pada acara ataupun kegiatan tertentu, seperti pada saat perayaan hari ulang tahun kemerdekaan bangsa, mengadakan pementasan ketoprak yang berbau perjuangan, dan lain-lain.
3. Mengajarkan kebudayaan itu pada generasi penerus sehingga kebudayaan itu tidak musnah dan tetap dapat bertahan.
4. Mencintai budaya sendiri tanpa merendahkan dan melecehkan budaya orang lain.
5. Mempraktikkan penggunaan budaya itu dalam kehidupan sehari-hari, misalnya budaya berbahasa.
6. Menghilangkan perasaan gengsi ataupun malu dengan kebudayaan yang kita miliki.
7. Menghindari sikap primordialisme dan etnosentrisme
Konsep
Budaya Lokal/Daerah
Budaya lokal biasanya didefinisikan sebagai
budaya asli dari suatu kelompok masyarakat tertentu. Menurut J.W. Ajawaila,
budaya lokal adalah ciri khas budaya sebuah kelompok masyarakat lokal. Akan
tetapi, tidak mudah untuk merumuskan atau mendefinisikan konsep budaya lokal.
Menurut Irwan Abdullah, definisi kebudayaan hampir selalu terikat pada batas-batas
fisik dan geografis yang jelas. Misalnya, budaya Jawa yang merujuk pada suatu
tradisi yang berkembang di Pulau Jawa. Oleh karena itu, batas geografis telah
dijadikan landasan untuk merumuskan definisi suatu kebudayaan lokal. Namun,
dalam proses perubahan sosial budaya telah muncul kecenderungan mencairnya
batas-batas fisik suatu kebudayaan. Hal itu dipengaruhi oleh faktor percepatan
migrasi dan penyebaran media komunikasi secara global sehingga tidak ada budaya
lokal suatu kelompok masyarakat yang masih sedemikian asli.
Menurut Geertz (1981) dalam bukunya Aneka Budaya
dan Komunitas di Indonesia, di Indonesia saat ini terdapat lebih 300 dari suku
bangsa yang berbicara dalam 250 bahasa yang berbeda dan memiliki karakteristik
budaya lokal yang berbeda pula. Wilayah Indonesia memiliki kondisi geografis
dan iklim yang berbeda-beda. Misalnya, wilayah pesisir pantai Jawa yang
beriklim tropis hingga wilayah pegunungan Jayawijaya di Provinsi Papua yang
bersalju. Perbedaan iklim dan kondisi geografis tersebut berpengaruh terhadap
kemajemukan budaya lokal di Indonesia.
.
Ciri Budaya Lokal/Daerah
Ciri-ciri budaya lokal dapat dikenali dalam
bentuk kelembagaan sosial yang dimiliki oleh suatu suku bangsa. Kelembagaan
sosial merupakan ikatan sosial bersama di antara anggota masyarakat yang
mengoordinasikan tindakan sosial bersama antara anggota masyarakat. Lembaga
sosial memiliki orientasi perilaku sosial ke dalam yang sangat kuat. Hal itu
ditunjukkan dengan orientasi untuk memenuhi kebutuhan anggota lembaga sosial
tersebut. Dalam lembaga sosial, hubungan sosial di antara anggotanya sangat
bersifat pribadi dan didasari oleh loyalitas yang tinggi terhadap pemimpin dan
gengsi sosial yang dimiliki. Bentuk kelembagaan sosial tersebut dapat dijumpai
dalam sistem gotong royong di Jawa dan di dalam sistem banjar atau ikatan adat
di Bali. Gotong royong merupakan ikatan hubungan tolong-menolong di antara
masyarakat desa. Di daerah pedesaan pola hubungan gotong royong dapat terwujud
dalam banyak aspek kehidupan. Kerja bakti, bersih desa, dan panen bersama
merupakan beberapa contoh dari aktivitas gotong royong yang sampai sekarang
masih dapat ditemukan di daerah pedesaan. Di dalam masyarakat Jawa, kebiasaan
gotong royong terbagi dalam berbagai macam bentuk. Bentuk itu di antaranya
berkaitan dengan upacara siklus hidup manusia, seperti perkawinan, kematian,
dan panen yang dikemas dalam bentuk selamatan.
Kesimpulan
Komentar
Posting Komentar